Foto: Presiden Jokowi pada Pertemuan Industri Jasa Keuangan, Jakarta, Senin (6/2/2023). (Tangkapan layar Setpres RI)
Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal gorengan saham Adani Group milik konglomerat Gautam Adani bikin Presiden Joko Widodo (Jokowi) resah. Jokowi tak ingin kasus serupa kembali terulang, terutama di bursa saham Indonesia.
Seperti diketahui, skandal Adani Group milik konglomerat India Gautam Adani tengah menghebohkan industri jasa keuangan dunia. Kehebohan ini muncul setelah perusahaan investasi asal New York, Hindenburg Research, mengeluarkan laporan yang berisi tudingan manipulasi saham.
Hindenburg menuduh Adani Group melakukan "manipulasi saham dengan kurang ajar dan bersekongkol melakukan penipuan akuntansi" yang dijalankan selama beberapa dekade. Penipuan dan persekongkolan tersebut, menurut Hindenburg, sebagian dilakukan melalui labirin perusahaan cangkang
Jokowi pun memberikan titah kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengawasi industri keuangan jauh lebih intensif mulai dari makro hingga mikro.
"Harus detil dicek satu per satu. Ada peristiwa minggu lalu yang besar, Adani di india. Makronya negara maju, mikronya ada masalah kehilangan US$ 120 bilion, dirupiahkan Rp 1.800 triliun hati-hati mengenai ini pengawasan," tegas Jokowi beberapa waktu lalu.
Skandal gorengan saham Adani Group milik konglomerat Gautam Adani bikin Presiden Joko Widodo (Jokowi) resah. Jokowi tak ingin kasus serupa kembali terulang, terutama di bursa saham Indonesia.
Seperti diketahui, skandal Adani Group milik konglomerat India Gautam Adani tengah menghebohkan industri jasa keuangan dunia. Kehebohan ini muncul setelah perusahaan investasi asal New York, Hindenburg Research, mengeluarkan laporan yang berisi tudingan manipulasi saham.
Hindenburg menuduh Adani Group melakukan "manipulasi saham dengan kurang ajar dan bersekongkol melakukan penipuan akuntansi" yang dijalankan selama beberapa dekade. Penipuan dan persekongkolan tersebut, menurut Hindenburg, sebagian dilakukan melalui labirin perusahaan cangkang.
Jokowi pun memberikan titah kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengawasi industri keuangan jauh lebih intensif mulai dari makro hingga mikro.
"Harus detil dicek satu per satu. Ada peristiwa minggu lalu yang besar, Adani di india. Makronya negara maju, mikronya ada masalah kehilangan US$ 120 bilion, dirupiahkan Rp 1.800 triliun hati-hati mengenai ini pengawasan," tegas Jokowi beberapa waktu lalu.
0 Komentar